Categories
Berita

Surabaya bebaS geng motor

Surabaya bebaS geng motor – Komunitas motor yang tergabung dalam Forum Bikers Surabaya bersama dengan Polrestabes Surabaya menggelar kegiatan berupa Deklarasi Surabaya Bebas Geng Motor. Acara dilakukan di Taman Bungkul Surabaya pada Jumat (12/6) lalu. “Acara ini wujud komitmen bikers Surabaya untuk menolak geng motor. Klub motor beda dengan geng motor. Klub motor itu peduli dengan ketertiban lalu lintas dan safety riding serta aktif dalam melakukan kegiatan sosial di masyarakat. Sementara geng motor identik dengan aktivitas yang meresahkan masyarakat seperti balap liar atau tindak kekerasan. Ini harus dibedakan,” tutur Uki dari klub Kobra mewakili Nono Samadiman selaku kordinator Forum Bikers Surabaya. Hal ini dipertegas AKBP Nanang Mashudi Wakapolrestabes Surabaya yang hadir di acara ini.

“Komunitas biker sejati adalah pelopor tertib dan disiplin lalu lintas. Selain itu juga penggerak kreativitas dan membantu menciptakan kamtibmas di Surabaya,” kata pria asli Surabaya ini. Lebih lanjut AKBP Nanang Mashudi menambahkan. “Acara ini juga bukti komunitas bikers Surabaya menolak geng motor yang meresahkan masyarakat. Surabaya bebas geng motor!” terangnya.

Pada kesempatan itu, para perwakilan komunitas bikers yang hadir bersama dengan perwakilan Polrestabes dan Satlantas Surabaya, Forum Bikers Surabaya, IMI, Dishub Surabaya membacakan deklarasi Surabaya bebas geng motor. Setelah itu dilanjutkan dengan penyerahan piagam dan pin pelopor keselamatan lalu lintas oleh Wakapolrestabes Surabaya ke perwakilan klub. Pada kegiatan yang dihadiri 80 komunitas dan sekitar 600 bikers se-Surabaya ini, Satlantas Polrestabes Surabaya menyampaikan materi safety riding berupa ketentuan helm yang layak, pengenalan kendaraan bermotor, pengenalan jalur beserta marka dan Alat Pengatur Isyarat Lalulintas (APIL)

Categories
Parenting

CERITA PARA MAMA: “LOMPAT LOMPAT, ENGGAK ADA HABISNYA!”

CERITA PARA MAMA: “LOMPAT LOMPAT, ENGGAK ADA HABISNYA!”

AYu PuSPITANINGTYAS: “Untuk menghentikan aksi lompat-lompatnya, biasanya saya mengalihkan dengan kegiatan lain. Misalnya, baca buku bergambar, mencari benda kesukaannya, atau diberikan camilan kesukaan. Tapi camilannya harus dipilih yang tidak banyak mengandung gula, misalnya, yoghurt.”

SHINTA PRIHADIANI: “Loncat-loncat di kasur seperti main trampolin lalu mental nyeruduk tembok. Berakhir dengan benjolan sebesar telor di jidat. Happened so many times, dan anaknya enggak kapok. Pasrah aja, deh.”

NOvITA vERONICA: “Sebelum mandi dan sesudah mandi, selalu loncat-loncatan di atas tempat tidur, enggak pakai baju. Setiap hari begitu. Mungkin dalam khayalannya ia sedang bermain trampolin. Tapi enggak pernah sampai jatuh. Sejauh ini aman terkendali.”

Baca Juga : SAT Registration Jakarta

uMI ANDRIANI: “Anakku, 16 bulan, suka banget lompat-lompat kecil di kasur sambil ngomong “bahasa planet” dan bersenandung, ‘la…la…la…’ Kadang juga kehilangan keseimbangan dan jatuh. Selama dia happy dan aman, saya, sih, tidak melarang.”

SOPHIE RAY LOvE: “Lompat-lompat di kasur justru sambil nyanyi ‘Five Little Monkey’. Lalu menjatuhkan diri supaya saya atau daddy-nya bisa berperan sebagai dokter yang ditelepon dan bilang, ‘No more monkeys jumping on the bed…’ dengan suara yang dibuat berat. Anak saya yang batita dan kakaknya yang balita akan berakhir dengan ngakak sampai terguling-guling.