Bahaya Kecanduan Game Online Pada Anak Bagian 2 – “Banyak yang bilang kalau main game bisa pintar, padahal game membuat lambat gelombangnya, membuat mereka tidak sigap,” tambah dia. Dekatkan pada agama Jika anak telanjur kecanduan game online, maka tak ada pilihan bagi orangtua untuk segera menyelamatkannya dengan melakukan terapi. Pada proses inilah kinerja otak para pecandu ini dikembalikan. Namun sebenarnya yang terpenting adalah mulai menjauhkan game online ini dari pecandunya. “Ini butuh komitmen orangtua. Kalau memang sudah berat, ya harus dilakukan perawatan,” tutur Suzy. Dokter yang berklinik di Bekasi ini menyebutkan, ada dua cara yang dilakukannya yakni melalui pemberian obat dan penggunaan alat neurofeedback. Penggunaan obat bertujuan untuk mengurangi agresivitas, untuk mengembalikan tidurnya, meningkatkan mood, memperbaiki emosi, serta memperbaiki perilaku.
Sebab, kecanduan game online juga dapat mempengaruhi perilaku. Sementara pemakaian alat neurofeedback bertujuan menstabilkan gelombang otak. Kecanduan game akan menyebabkan gelombang ini menjadi lambat hingga akibatnya menjadi sulit berpikir. “Obat untuk menstabilkan transmitternya, neurofeedback untuk menstabilkan gelombang otak,” tambahnya. Dari proses terapi, lanjut Suzy, sebenarnya ada cara mudah untuk mengembalikan anak pecandu game online ke perilaku awal.
Yakni mendekatkan mereka pada agama dan kegiatan yang positif. Kalau memang penyebabnya murni kecanduan game online dan bukan penyebab lain (misalnya Attention Deficit and Hyperactivity Disorder – ADHD) justru dia menyarankan untuk membawa anak ke tempattempat seperti pesantren. Di sisi lain, menurut Suzy, pemerintah sebenarnya harus turut ikut serta dalam pencegahan kasus ini demi menyelamatkan generasi bangsa. Misalnya perlu dibuat aturan untuk membatasi peredaran game online. Pasalnya, dengan kemampuannya menjadikan candu bagi para pemainnya, maka game online ini sesungguhnya bisa disetarakan dengan narkoba dan alkohol.