Padahal teknologi induction furnace sudah dilarang di banyak negara, termasuk Cina. Pasalnya, teknologi ini dianggap tak ramah lingkungan dan tidak hemat energi. ”Jadi, setelah dilarang di negaranya, mereka lari ke sini.” Perusahaan-perusahaan ini masuk dengan investasi rata-rata senilai Rp 30 miliar. Kapasitas produksinya pun kecil, 30-40 ribu ton per tahun. Jumlah perusahaan peleburan baja berteknologi tanur induksi disinyalir terus meningkat.
Berdasarkan data yang diperoleh IISIA, sepanjang 2015-2017 ada investasi baru di sektor industri baja dengan kapasitas total 300 ribu ton. Ketika diteliti, rupanya kapasitas total itu bersumber dari tujuh perusahaan. ”Ini sudah pasti industri baja induction furnace karena kapasitas tiap perusahaan jadinya kecil, masing-masing sekitar 40 ribu ton,” kata Hidajat.