Kemudian ajak membaca buku cerita atau dongeng tentang masa kecilnya, hingga waktunya tiba, selambatnya pukul 20.00 anak sudah bisa tidur. Dengan cara seperti ini, anak terbiasa punya ritual sebelum tidur. “Ritual ini membuat anak punya pola kebiasaan dan mind set di kepalanya sudah terbentuk, bahwa ritual tersebut mendorong anak bersiap tidur,” ujar Ratih. Jadi, anak berpikir demikian, “Oh, kalau Mama minta aku minum susu, berarti sudah waktunya tidur.”
Baca juga : Beasiswa s2 Jerman
Dengan sen dirinya, anak pun menyesuaikan diri dan mengerti ini waktunya tidur. Satu catatan penting dari Ratih, kita harus menjauhkan anak dari gawai atau gadget, games, juga TV pada waktu menjelang tidur. Sebab, hal ini justru mengaktifkan impuls di otak anak. Selain itu, buatlah suasana kamar tidur yang nyaman, bersih, dan rapi, serta temperatur kamar yang cukup sejuk, tidak terlalu panas maupun dingin. Selesai membacakan buku, ganti penerangan dengan lampu tidur.
Suasana yang lebih temaram membuat anak lebih nyaman dan rileks. Terakhir, pastikan anak sudah kenyang sebelum tidur ya, sehingga ia tidak gelisah terbangun tengah malam karena lapar. Persiapan tidur yang berkualitas akan menciptakan tidur yang berkualitas pula. Anak akan lebih mudah bangun pagi karena tidurnya pun cukup. Jadi, kunci agar anak bangun pagi justru dimulai dari kebiasaan tidurnya lebih dulu. Setiap langkah kecil dalam membangun kebiasaan tidur anak berpengaruh juga pada kualitas tidur anak, begitu pula dengan kebiasaan bangun paginya.
Anak tidur cukup, maka ia akan bangun lebih bugar dan juga gembira. Langkah terakhir, siapkan pula segala kebutuhan sekolah anak pada malam sebelumnya. Jikalau kita memilih memasak atau menyiapkan bekal anak pada pagi hari, pastikan kita bisa menyelesaikan persiapan tersebut lebih awal, sehingga saat anak bangun, kita fokus dalam urusan siap-siap anak ke sekolah. Pada akhirnya, kita turut berperan lo, dalam menciptakan “drama” pagi hari di rumah. Jadi, mengapa tidak kita siapkan lebih awal dan rapi agar semua bisa tertangani dengan baik?
Sumber : https://ausbildung.co.id/